Doc Pribadi |
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Tolak RUU Pertembakauan, Minggu (6/5)
mengadakan kegiatan aksi damai berupa long
march dan pertunjukan teatrikal di kawasan CFD Sudirman, Jakarta. Aksi ini
merupakan bentuk kritik terhadap pemerintah dan para industri rokok terhadap bergulirnya
kembali Rancangan Undang-Undang Pertembakauan (RUUP).
Pada tahun 2014 lalu RUUP sempat ditolak melalui
rapat di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan namun kembali masuk dalam
daftar prolegnas 2015-2019. Bahkan pada sidang paripurna DPR tahun 2017, RUUP kembali
masuk pada prolegnas prioritas tahun 2018 nomor 11. Kondisi-kondisi tersebut menjadi
pemicu munculnya keresahan akademisi FKM UI hingga akhirnya menginisiasi
dilakukannya aksi damai ini.
“Pemerintah, pembangun kebijakan, pembuat regulasi
harusnya sadar dan memprioritaskan hal-hal yang seharusnya diprioritaskan. RUUP
ini yang diprioritaskan hanya ekonomi dan perindustrian. Tapi jika kita
mengutamakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, nantinya negara bisa
dibangun lebih berkelanjutan lagi,” ujar Gerald Bagus Aprilianto selaku ketua
aksi damai saat ditemui di tengah aksi.
Ada tiga rekomendasi yang diusung dalam aksi ini.
Pertama adalah mendorong pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk
mengkaji ulang isi RUU Pertembakauan berdasarkan amanah dari UUD 1945 Pasal 28A
dan 28H poin (1) tentang hak hidup dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat. Kedua menguatkan dan tetap berpegang teguh pada peraturan
perundang-undangan ataupun PP terdahulu terkait pertembakauan karena RUUP
dirasa sudah tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam membentuk
Indonesia Sehat. Ketiga melibatkan berbagai sektor pembangunan seperti ekonomi,
lingkungan, ketenagakerjaan, pertanian, dan khususnya kesehatan dalam menyusun
RUU.
Kawasan CFD Sudirman dipilih sebagai lokasi aksi
karena diharapkan semakin banyak masyarakat yang mengetahui tentang isu RUUP
ini. “Kita pengen meningkatkan antusias masyarakat. Beberapa mahasiswa FKM saja
bisa jadi belum banyak yang tahu tentang RUU Pertembakauan, jadi sekarang sudah
waktunya buat nyebarin ke masyarakat luas,” sebut Gerald. Ia juga berharap
lewat aksi ini makin banyak anak muda yang paham dampak RUUP ini.
Doc Pribadi |
Aksi tolak RUU Pertembakauan dimulai dengan long march sepanjang kawasan Sudirman
diiringi dengan orasi mahasiswa dilanjutkan dengan pertunjukan teatrikal,
pembacaan puisi, dan diakhiri dengan pembacaan komitmen penolakan RUU
Pertembakauan oleh peserta aksi. Publik turut merespons aksi ini dengan ikut
berfoto dan berdiskusi langsung dengan mahasiswa terkait isu yang tengah
diusung. Beberapa warga pun ikut berpartisipasi dengan aksi yang digelar mahasiswa
FKM UI ini dengan menandatangani kain putih sebagai bentuk dukungan.
“Saya turut mendukung kegiatan ini. Bisa dibilang
saya itu benci sama rokok. Ayah saya merokok dan lucunya dia menasehati kami anak-anaknya
biar nggak merokok,” jelas Abdillah Widi (22 tahun) salah satu pengunjung CFD asal
Bekasi yang ditemui di sela aksi. Saat ditanya respon terkait RUU Pertembakauan
yang tengah diusung, Abdil menyebut bahwa dirinya belum mengetahui sebelumnya,
“Saya baru tahu ada RUU Pertembakauan, di TV kayaknya nggak pernah ada,” jelasnya.
Abdil turut menyampaikan harapannya agar para perokok aktif lebih peduli dengan
perokok pasif dengan tidak merokok sembarangan.