Sabtu, 03 November 2012

Bapak Tukang Rosok



sore ini tadi, aku dipertemukan dg seorang bapak pencari rosok (barang bekas/sampah), dan aku masih takjub dengan kisah beliau.
namanya pak Anton, asal wonosari gunung kidul. yah seperti penjual rosok pada umumnya, pakaian dan perlengkapan yang dibawanya tak jauh beda, namun inilah yang membedakan beliau dengan yang lainnya

- beliau memiliki 5 orang anak, dan kau tau jadi apa saja mereka, dengarkan baik baik, dua diantaranya seorang angkatan, satu polisi, satu lagi kuliah semester 3 di kedokteran umum UGM, yang terakhir di ponpes daerah jogja, subhanallah ya, bukan main hebatnya
-beliau menyekolahkan (kuliah) istrinya. singkat cerita istrinya diangkat menjadi kepala sekolah karena prestasinya. subhanallah :')
-beliau memilih untuk bertahan menjadi seorang pencari rosok ketimbang kembali pada profesi awalnya sebagai seorang sopir

nah, banyak hal penting yang bisa kita ambil dari kisah beliau
-ini semakin mengingatkan kita bahwa di hadapan Allah semua manusia sama tak peduli harta kedudukan jabatan si fulan, tapi yang membedakan adalah tingkat keimanannya, nilai ibadahnya, amal kebaikannya, right?

-keterbatasan dalam bentuk apapun tak mengurangi semangat dan usaha kita untuk meraih impian. namun kebanyakan manusia sering menuntut haknya dulu ketimbang melaksanakan kewajibannya terhadap Allah, right?

-saya jadi heran apakah hasil dari pekerjaan beliau cukup untuk menyekolahkan kelima anaknya? padahal beliau bilang, 3 semester anaknya yg dokter itu menghabiskan 300 jute. tapi nyatanya anak anaknya sukses tuh. emang ya, Allah itu Maha Kaya, Maha Baek pula, nggak sungkan memberi sedikit hartanya kpd hamba hambanya yang 'kebak ing prihatin'

-seandainya disuruh memilih, milih bergaul ama anak bupati ato anak pencari rosok? milih bergaul ama anak jendral ato anak tukang kebon?
pasti milih yang pertama bukan? walaupun nggak semuanya begitu, but nggak kita pungkiri kalo kebanyakan manusia menilai menusia lainnya sebatas apa yang ia lihat secara fisik semata. sekarang kalo tak kasih tau anak para tukang tadi ada yang jadi dokter, pastilah pandangan ke si tukang tadi yang awalnya cuman sebelah mata, kini jadi kedua mata, right? nah yuk kembali ke state pertama, semua makhluk ciptaan Allah sama, yang membedakan adalah ...

-disini saya nggak menuntut kita untuk jadi polisi, angkatan apalagi dokter. apalah kita sekarang dan kedepannya, no matter who we are, yang penting kita bisa memberikan senyum kebanggaan kepada orang tua kita, orang orang yang kita sayangi. selama kita dan mereka sempat, aku ulangi lagi, selagi kita dan mereka sempat, lakukan yang terbaik, banggain mereka. penyesalan selalu datang di akhir, semoga kita tidak mengalaminya

-kita sama sama tau kalo jalan hidup g selamanya mulus, inget pesen bob sadino, 'kalo saya ketemu kerikil saya singkirkan, kalo saya ketemu lobang saya hindari, yang penting saya terus berjalan'

itu tadi kisah seorang pencari rosok bisa sedemikian hebatnya, nah kita yang terlahir dalam keadaan yang jauuh lebih baik apakah hanya akan berdiam diri saja, apakah hanya cukup disini? kalo kita bisa, kenapa enggak??

just share