Jumat, 13 Juli 2012

Good bye UGM (kampus yang paling saya cintai)


Universitas Gajah Mada. Mentereng, berkelas, full dengan prestasi gemilangnya, intelek dan masih banyak tetek bengek lainnya. Orang tua mana yang tak bangga jika anakknya bersekolah disitu. Kampus yang dielu elukan banyak kalangan muda sepertiku. Sering saya berkunjung kesana, sampai sampai saya cukup detil tau lokasi lokasi kampus beberapa fakultas.

Namun, tahun ini merupakan jawaban atas segala keinginanku. UGM bukan untukku. Entah apakah aku masih ingin mengejarnya ditahun depan? Yang pasti Allah sudah menegaskan bahwa ada yang lebih baik daripada UGM. Kalo denger UGM tuh yaa rasanya miris. Tapii, live must go on. Kata motivasi saya adalah, asal kita sudah berusaha maksimal lahir dan batin perkara hasil mau diberi yang terbaik ato terburuk sekalipun, yaa sudah, itulah titah yang di Atas, saya yakin itu yang terbaik.

Tapii saya nggak 100% kecewa kok dengan usaha saya. Mengingat dulu perjuangan saya untuk meraih satu kursi di PTN seperti apa, saya sekarang jadi tersenyum sendiri. Salah kaprah kalo saya harus kecewa, so what gitu loh?? Saya mah harus bangga dengan diri sendiri, saya harus menghargai apapun yang telah saya perjuangkan, kalo bukan kita sendiri siapa lagi??

Dan pada akhirnya Allah membiarkan saya memilih satu diantara dua. Beberapa saat yang lalu saya Alhamdulillah diterima sebagai mahasiswa kebidanan poltekkes Jogja. Sedikit melegakan memang, sudah ada cadangan. Dan selanjutnya pada pengumuman SNMPTN

 
Saya diterima di undip matematika (murni). Meski bukan pilihan satu namun saya wajib untuk bersyukur. Ternyata rekan rekan seperjuangan saya ada yang gagal. Entah apa yang seharusnya saya lakukan. Sedih, pasti. Betapa tidak?? Teman yang sehari harinya bersama saya, main sama saya, curhat sama saya, belum dapat kursi PTN. Mereka harus berjuang lagi entah lewat UM atau sekolah kedinasan lainnya. Saya mendoakan semoga segera diberi ganti yang jauuuh lebih baik. Ini pasti yang terbaik. Tetap semangat ya kawan kawanku, Allah selalu bersama kalian.

Kembali ke masalah saya. Sekarang saya dihadapkan pada dua pilihan yang menurut saya sangat teramat sulit. Dua pilihan yang sangat berbeda dunianya. Dan saya hanya akan memilih satu, tapi apa? Allah memberi dua pilihan untukku, dan aku yakin dua duanya ini pasti yang terbaik. Entah aku tak tau kenapa Allah memberi dua, bukan satu. Masa depanku ada ditanganku, semua tinggal aku, karena aku yang menjalani, maka akulah yang memutuskan.

Ada banyak sekali pertimbangan disini,
Yang aku inginkan adalah merasakan dunia kampus yang disana tersedia banyak teman dari banyak kalangan, bisa bertukar informasi, bisa menunjang sosial, menunjang perkembangan pribadi, bertukar pengalaman, saling bertukar ilmu, cerita masing masing, hmmm, rasanya pastilah sangat menyenangkan. Jujur, itu dunia yang aku inginkan. Tidak terburu buru dalam waktu karena harus segera bekerja namun mencari pengalaman sebanyak banyaknya barulah aku memasuki dunia kerja. Itulah yang sebenarnya aku inginkan.

Ditengah masa kegalauanku ini, aku bertanya meminta saran / pendapat kepada siapapun itu. Teman, tentor, kenalan, dan yang lainnya. Tak hanya dari aku namun orang tuaku pun juga begitu, menanyakan kepada kerabat dan sanak saudara.. dan dari situ dapat aku tarik suatu kesimpulan, semuanya fifty fifty. Bisa kukelompokkan menjadi dua golongan. Pertama golongan para tetua (om tante pakde dll) menyarankan ke bidan. Kedua golongan kawula muda (kakak ipar, temen kakak, tentor dll) menyarankan ke undip. Dyarrrrr!!!! Mampus lah sudah. Galau saya semakin memuncak saja. Saya benar benar bingung.

Mengingat setelah pengumuman, ibuk saya serasa sedikit #memaksa ingin saya ke bidan. Dengan keadaan tertekan seperti itu saya tidak bisa berpikir tenang, karena ada suatu tekanan, maka pikiran saya nggak bisa lepas. Namun saya teringat akan perkataan salah satu teman saya. Dia kurang lebih bilang gini, ‘itu sih pendapatku jat, keputusan tetep ada di kamu, tapi ingat kita masih punya Allah yang menuntun kita, minta pertolongan pada-Nya’

Dengan waktu akhirnya diantara dua pilihan itu ada salah satu yang mengalah. Dan aku memantapkannya dengan berduaan dengan-Nya. Jikalau ini adalah jalan yang harus saya tempuh dan ini memang yang terbaik, maka saya akan menerimanya. Dan semoga ini adalah pilihan yang tepat. Semoga ini diridhoi-Nya. Dan setelah itu, hati saya nggak berubah, masih dalam pilihan yang sama.

Kira kira saya memilih apa???
Tetteretteteeeeet ....

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jurusan Kebidanan.

Yoii, bidan :D Bidang yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benak saya. Aneh memang, tiada yang menyangka saya akan kesana. Saya pun demikian. Pertanyaan aneh pun bermunculan. Dulu kenapa pas milih jurusan saya ambilnya bidan? Kenapa dulu saya nggak mikir seandainya saya ketrima disana saya harus siap dengan semua resiko yang ada? Kenapa saya bisa lolos seleksi? Dan sekelumit pertanyaan aneh lainnya. Namun semua saya kembalikan pada-Nya. Kita memang diwajibkan untuk senantiasa berusaha namun tetap bagaimanapun Allah lah yang menentukan.

Dua pilihan yang diberikan Allah padaku semuanya bukan merupakan keinginanku sepenuhya. Matematika kupilih setelah mengeliminasi statistik dan keperawatan. Undip pun aku pilih karena saran orang tua. Untuk memilihnya aku menjalankan istikhoroh dulu. Ternyata Sore harinya doa ku terjawab. Aku berbincang bincang dengan orang tua dan pada akhirnya aku meniatkan diri untuk memilih undip, setelah melalui perbincangan yang alot.

Kalo tentang bidan sih sebenernya lebih lucu. Pada saat pemilihan jurusan kenapa aku memilih bidan adalah karena hal yang sangat sepele. Setauku di poltekkes jurusan paling bagus adalah kebidanan dan keperawatan. Kebetulan juga banyak temenku yang pengen daftar kesitu, yah bisa dibilang aku ikut ikutanlah. Ya sudah aku ambil bidan dan perawat. eeh , nggak taunya ketrima. Begitulah ceritanya.

Temenku ada yang bilang, yang penting kita bermanfaat, nggak masalah siapa kita. Itu salah satu kata kata yang aku pegang. Karena aku memilih bidan, maka aku harus menjadi bidan yang baik, yang pandai, yang bermanfaat. Menurutku, di bidan itu banyak pengabdiannya sih. Semoga apa yang aku pilih ini diridhoi-Nya selalu.

Engkau yang membaca tulisan ini aku mohon untuk memberi dukungan dan doanya selalu yaa. Sukses bersama, aamiin yaa Rabbal ‘alamin :’)