Minggu, 13 Mei 2012

Aku Harus Bicara

Beberapa kejadian belakangan ini makin menggelitik hatiku untuk menulis disini. Nggak bakal ngomong jauh jauh kok, sebatas masalah kita aja. Disela sela kepenatanku, aku sejenak berpikir. Aku sungguh beruntung, diberikan sekolah ini. Teman teman yang saling support, loyal, care, yah begitulah. Dengannya aku mampu menemukan jatidiriku, mengarahkannya ke arah yang lebih baik. Ternyata di luar sana banyak bahkan tak terhitung jumlahnya , temen teman sebayaku nggak seberuntung aku. Mereka dari latar belakang yang bermacam macam. Dan aku beraasumsi bahwa , lingkunan merupakan salah satufaktor penting dalam pembentukan karakter kita. Entah itu keluarga, sekolah, temen ngumpul, temen maen. Bahaya jadinya kalo kita under control.

Mau denger buktinya? Mungkin ini bukan barang baru lagi bagi antum, saat uji tes ke-virgin-an yang sampelnya adalah mahasiswa di salah satu universitas ternama pun membktikan bahwa sekitar 80-90% mahasiswinya sudah tidak virgin lagi, itu belum seberapa, anak SMA bahkan SMP kalo mau dites silahkan anda temukan jawabanyya sendiri. Gimana kuping kagak panas denger kayak gituan? Yang lebih parahnya adalah itu terjadi nggak jauh dari lingkungan kita. Anak anak udah pada kerasukan setan kali ya? Gimana diya mempertaruhkan kesuciannya dengan harga yang sangat murah. Sekali anda masuk, sulit untun bisa keluar.

Seakan kaum para Nabi yang membengkang tempo dulu kini ber-rainkarnasi. Plek sama persis. Ini kita ngomongin masala remaja yang besoknya bakal mimpin negri ini. Mimpin negri ini?? Mau jadi apaaa? Jadi hancur saudara? Yah kalo kita mau tengok masalah ini lebih luas ke pemerintahnya, anda akan temui semua lapisan punya hewan peliharaan, tikus. Tau maksudnya?

Saya jadi nggak habis pikir suatu saat saya pulang sekolah, dijalan saya ketemu orang yang jualan mainan anak-anak, dibawa pake motor nyampe orangnya kagak keliatan dari belakang. Ada juga yaang jualan tungku masak (dari tanah liat), dibawa pake sepeda onthel, jalan, nyampe tingginya mungkin seitar 2 meter. Jualan baso yang hanya ngambil untung 500 perak dari tiap mangkuknya, dan banyak lainnya yang g aku sebut disini.

Melihat itu tadi apakah hati kita sedikit saja tidak tersentuh hai kawan? Diluar sana ternyata masih banyak orang yang tidak seberuntung kita. Cukup bilang bla bla bla dape. Gimana dengan mereka, buat biaya sehari hari aja kurang, belum buat biaya sekolah anaknya, pajak, dan lainnya. Seharusnya ini nggak terjadi jika masing masing dari kita semua sadar diri. Sadar bahwa kita adalah makhlukpilihan yang diutus Allah untuk merawat bumi ini. Dengan membantu sesama. Bukan malah memangsa satu sama laain.

Yah semoga ini cukup disina saja, tidak berlanjut bahkan bertambah parah. Ayo kawan kita sebagai generasi peneruss, bersihkan negri ini dari yang megtorinya. Menjadaikan bangsa yang berkepribadian, beragama.
source picture

0 komentar: