Teladan pada
umumnya adalah suatu kebanggaan. Namun dalam konteks sekarang sudah berbeda
maknanya bro. Teladan (baca: telatan) adalah suatu kebiasaan yang sesungguhnya
tidak baik untuk dipelihara. Gimana mau dipelihara, kalo dipikir pikir nih
habbit mengundang banyak risiko.
Dulu, saat aku
belum sadar, aku masih membanggakan keteladanan ini. Aku menjadikannya style,
ini loh gue. Memang aneh. Tapi aku merasa begitu nyaman dengan hal ini, gimana
enggak, noh habbit melekat dalam diriku sejak aku SMP berlanjut ke SMA bahakan
semakin parah.
Kalo mau disibak,
mungkin aku satu satunya cewek yang punya tops score pelanggaran terbanyak
tingkat kelas. Kalo diitung itung, sebanyak 80% score yang aku miliki adalah
buah dari keteladanan. Anehnya lagi aku masih membanggakan dan memamerkannya
dengan teman teman ku yang buku scorenya masih belum ternoda. Sempet tiga hari
berturut turut aku telat. Pas pelajaran guru killer aku telat pun pernah.
Bicara tentang punishment? Jangan salah, aku pernah disuruh keluar belajar di
perpus gara gara telat, perlu dicatat itu nggak cuman sekali. Di kerjain di
depankelas, dapet tugas, jadi bahan tertawaan sekelas, seakan uddah melekat
menjadi identitasku. Bahkan ada guru yang kenal aku karena keteladaananku, again.
Kalo mau tau alasan
keteladananku antara lain : kepalang kereta, kena lampu merah, berangkatnya
kesiangan, bensin habis, sarapannya kelamaan, de el el. Nggak mutu. Tapi jangan
salah, aku juga pernah lo berangkat pagi, walopun bisa dibilang amat sangat
jarang. Katakanlah setahun sekolah, aku berangkat puagi puagi buta cuman sekali, yah lumayan.
Butt, sekarang
banting stir kemudi anda karena saya sudah banyak berubah. Memang udah nggak
sekolah sih, tapi aku ngujinya di bimbel. Saat pertama kali masuk, aku mendapat
bisikan yang entah itu dari mana asalnya, dia bilang gini: ‘jat, kamu mau
belajar snmptn, ini yang bakal jadi penentu kamu, ini jembatan emas masa depan
kamu, apa iya kamu nggak serius disini, apa iya kamu nggak inget visi misi
kamu, perjuangan orang tua kamu. Kalo kamu serius, kamu jangan sampe telat
lagi. Waktu yang kamu miliki amat berharga, kalo kamu teladan itu
mengidentifikasikan kalo kamu nggak serius, ogah ogahan, mau kayak gitu?’
Daan, setelah aku
mendapati bisikan itu, aku serasa menemukan aku yang lain. Aku ingin berubah.
Dan hasilnya, wadalla, alamdulillah meski belum 100% seenggaknya ini sudah
sangat jauh berubah. Aku datang ke bimbel beberapa menit sebelum bel, mentok
mentok sih tentornya udah masuk, tapi belum mulai pelajaran. Itu yang paling
mentok. Ada sih temenku yang terheran heran, “ndengaren he jat?” aku pun hanya
menjawabnya dengan senyam senyum sambil sedikit kukatakan ‘sekarang aku udah sadar’
Semoga ini akan
tetap berlanjut hingga nanti. Aku ingin menghapus habbit negatif ini. Aku bisa
sob, makasih ya
0 komentar:
Posting Komentar