Rabu, 04 Juli 2012

Ikhlas Bagiku part II


 
Aku teringat dengan suatu kejadian manakala aku masih berstatus sebagai siswa kelas XII. Kala itu aku sedang ngeh dengan salah satu teori yang mengatakan bahwa, visual kamu khayalan kamu keinginan kamu impian kamu akan terlahir ke alam nyata jika kamu meyakininya. Di buku Quantum Ikhlas juga disebutkan, dalam bahasa yang lebih simpel, andai kamu ingin naik haji maka bayangkan kamu naik haji, tentukan pula tanggalnya, pesawat yang kamu pakai, suasana berangkat haji, hingga suasana ibadah ketika sudah sampai disana, ilustrsikan sedetil detilnya dalam anganmu, yakini itu terjadi. Yahh kurang lebih begitulah, dan aku sempet beberapa kali mengalami kejadian yang sama persis seperti apa yang dianjurkan dalam teori itu. Diantaranya ..

Cerita 1
Sepulang sekolah, saat aku mengendarai motor tiba tiba aku membayangkan nanti sesampainya dirumah, kakakku akan masak sup untuk dimakan bareng, nanti dimakan bareng sama sekeluarga, pasti akan menyenangkan. Dan entah mengapa bisa terjadi, sesampainya aku dirumah, aku mendapati kakakku yang sedang memasak sup persis apa yang aku bayangkan. Dan yang lebih mencengangkan adalah pada saat itu juga om tante dan anaknya dateng kerumahku. Dan pada akhirnya pun kita makan bareng. Belief it or not?

Cerita 2
Pagi itu seperti biasa aku berangkat kesekolah mengendarai motor. Aku memang sudah terbiasa untuk berangkat siang, minimal sampe kesekolah barengan sama bel masuk. Dan pagi itu pun tak jauh beda. Jarak rumah dan sekolah cukup jauh, belasan kilometerlah.

Saat itu aku sampai di depan rumah sakit cakra husada, nggak nyampe sekilo udah sampe sekolah. Entah mengapa dan bagaimana tiba tiba saja aku membayangkan di perempatan jalan setelah aku melewati rumah sakit ini akan terjadi kecelakaan. Dan ternyata sepersekian detik setelah aku membayangkan itu, benar, diperempatan yang aku maksud tadi memang terjadi kecelakaan. Dan yang lebih membuat aku terheran heran adalah korban dalam  kecelakaan itu, ternyata dia teman satu sekolahku.

Aku heran kenapa apa yang aku bayangkan bisa menjadi nyata? Mungkin aku harus lebih berhati hati menggunakan pikiranku ini.

Cerita 3
Matahari menjemputku untuk mengawali hari. Namun entah mengapa aku tidak begitu nyaman dengan hari ini. Ada sesuatu yang mengganjal. Aku melanjutkan aktivitas harianku, bersiap diri untuk bertolak ke sekolah. Entah mengapa trbersit dalam hatiku bahwa hari ini aku akan terlambat datang kesekolah, entah karena apa aku tak tau.

Aku mulai meninggalkan rumah dan berangkat. Ketika melewati lampu merah di jalan jogja solo, entah kenapa mataku menengok ke kanan jalan. Dan ternyata... kulihat teman SMPku terkapar di pembatas jalaan, barusan dia kecelakaan. Yaaa Tuhaan, kenapa bisa begini?

Segera aku sandarkan motorku, langsung aku menghampirinya, menanyakan keadaanya. Cukup lama aku disitu karena aku menunggu hingga datang ayah atau ibunya baru aku bisa meninggalkan dia. Akhirnya setelah kutelpon, orangtuanyapun datang juga. Lekas aku berpamitan kepada temanku itu, dia menangis guys, bercucuran air mata.

Aku mencoba menghilangkan keyakinanku bahwa hari itu aku akan terlambat datang kesekolah. Aku mencoba membuangnya jauh jauuh, aku mencoba menggantinya dengan visualisasi lain, aku membayangkan aku akan tetap masuk dan nggak telat. Dan ternyata benar aku nggak telat, meskipun gerbang utama udah ditutup, aku lewat gerbang samping yang ternyata masih dibuka.
Yahh kurang lebih itu tadi ceritaku bersama dengan khayalanku.

0 komentar: